Sejarah Community Of Borgol

Id Affection
* Dulu gwdan temen gw berniat pengen punya band, dan aku pun mulai membentuk sebuah group band,
-cecep-vocalis
-deden-bassis
-andry-drummer
-hamdhan-melodic
dan gw di gitaris(riteme)
waktu itu gw duduk di bangku kelas 2 smp. kami semua awalnya sangat kompak, dari mulaikami latihan band di studio-studio sampai sampai maen keluar pun kita bareng........
>tahun 2006, kami mulai mencoba untuk ikut audisi-audisi band di sebuah acarauntuk manggung didaerah kami, waktu itu usia kami masih terbilang masih kecil, maklum kami pun minder dan gx, ikutan audisi itu.......
>tahun 2007, kami pun memberanikan diri untuk audisi di acara sebuah perusahaan rokok terkenal, tapi kami gagal di seleksi pertama.....
>tahun 2007 bln agustus, kami pun mencoba untuk ikut acara 17 agustusan, tapi kami bingung mau ikutan di kecamatan apa di desa, kami berlima memutuskan untuk manggung di desa saja, soalnya ini adalah manggung perdana kami, tapi di saat itu juga cecep tidak bisa ikut manggung soalnya dia harus pulang ke pesantrenan tempat dia sekolah, maklum anak alim.........hehehehe.
tapi tidak mengurungkan niat kami berempat, tanpa cecep pun kita masih tetap manggung, tapi vocalisnya deden sambil pegang bass di bantu hamdhan,
orang di desa kami suka sama penampilan kami banyak yang bilang kami sangat enerjik dalam bermaen.....!!
lumayan....band kami terbilang paling keren, soalnya kata penonton hamdhan sang melodis kita maennya edan......bro..!!!
>juni 2008, saat itu gw lulus smp, dan melanjutkan sekolah di ciater.
pada waktu itu juga benih perpecahan band kami mulai terasa saat gw jarang pulang ke kampung, dan hamdhan sang gitaris kita pun, dia pergi pesantren di suruh sama bokap/nyokap nya.....
>agustus-tahun 2008, kami berlima ikut lagi di acara 17 agustusan, tapi waktu itu, kami cuma latihan band cuma hanya 2x, soalnya jarak lah yang menghambat kami latihan dan kesibukan gw di sekolah...
tapi kami berlima tetep maen di acara itu.
>tahun 2009, kami masih seperti biasa maen, latihan band dan hal yg lain2 yang sering kami lakukan hanya saja gx seperti waktu gw ninggalin kampung halaman, tpi masih sempet pulang ke kampung walau cuma 2 hari dalam satu minggu. dan ikut 17 agustusan seperti biasa.
>tahun 2010, kami pun mulai pecah, soalnya hamdhan sang gitaris kita, yang kami bangga-banggakan lose contact sama kami berempat, dan hamdha juga jarang pulang ke kampung halaman......

setelah kejadian hamdhan yang menghilang tanpa kami tau apa penyebab kepergiannya.....kami berempat cuma hanya bisa main biasa doanx.........!!!
dan memutuskan untuk tidak lagi nge-band.
Dan gw pun berinisiatif untuk membuat sebuah perkumpulan anak-anak yang cinta sama seni yang anggotanya kami berempat.....
nah....pada waktu itu kami mulai mencoba mengembangkan bakat kami masing-masing....
kami sebut perkumpulan kami itu community borgol, yang artinya buat kami adalah sebuah satu kesatuan dan takan berpisah lagi di antara kita.....seperti borgol yang mengikat tangan kiri dan tangan kanan......!!!
seperti gw tangan kiri dan mereka tangan kanan, meski jarak kita berjauhan tapi hati kita tetap bersama.......i love u brother.


begitulah sejarah community borgol, yang sampai saat ini exsis....

Kamis, 19 Agustus 2010

sejarah burgerkill

                                 

 sejarah
Ini merupakan sebuah cerita pendek dari 12 tahun perjalanan karier bermusik dari sebuah band super keras yang telah menjadi fenomena di populasi musik keras khususnya di Indonesia. Burgerkill band asal Ujungberung, tempat orisinil tumbuh dan berkembangnya komunitas Death metal / Grindcore di daerah timur kota Bandung. Band lulusan scene Uber (Ujungberung) selalu dilengkapi gaya Stenografi Tribal dan musik agresif yang super cepat, Jasad, Forgotten, Disinfected, dan Infamy to name a few.
Burgerkill berdiri pada bulan Mei 1995 berawal dari Eben, scenester dari Jakarta yang pindah ke Bandung untuk melanjutkan sekolahnya. Dari sekolah itulah Eben bertemu dengan Ivan, Kimung, dan Dadan sebagai line-up pertamanya. Band ini memulai kariernya sebagai sebuah side project yang tidak punya juntrungan, just a bunch of metal kids jamming their axe-hard sambil menunggu band orisinilnya dapat panggilan manggung. Tapi tidak buat Eben, dia merasa bahwa band ini adalah hidupnya dan berusaha berfikir keras agar Burgerkill dapat diakui di komunitasnya. Ketika itu mereka lebih banyak mendapat job manggung di Jakarta melalui koneksi Hardcore friends Eben, dari situlah antusiasme masyarakat underground terhadap Burgerkill dimulai dan fenomena musik keras tanpa sadar telah lahir di Indonesia.
Walhasil line-up awal band ini pun tidak berjalan mulus, sederet nama musisi underground pernah masuk jajaran member Burgerkill sampai akhirnya tiba di line-up solid saat ini. Ketika dimulai tahun 1995 mereka hanya berpikir untuk manggung, pulang, latihan, manggung lagi dst. Tidak ada yang lain di benak mereka, tapi semuanya berubah ketika mereka berhasil merilis single pertamanya lewat underground phenomenon Richard Mutter yang merilis kompilasi cd band-band Bandung pada awal 1997. Nama lain seperti Full Of Hate, Puppen, dan Cherry Bombshell juga bercokol di kompilasi yang berjudul "Masaindahbangetsekalipisan" tersebut. Memang masa itu masa indah musik underground. Everything is new and new things stoked people! Tidak tanggung lagu Revolt! dari Burgerkill menjadi nomor pembuka di album yang terjual 1000 keping dalam waktu singkat ini.
Setelah mengenal nikmatnya menggarap rekaman, anak anak ini tidak pernah merasa ingin berhenti, dan pada akhir tahun 1997 mereka kembali ikut serta dalam kompilasi "Breathless" dengan menyertakan lagu "Offered Sucks" didalamnya. Awal tahun 1998 perjalanan mereka berlanjut dengan rilisan single Blank Proudness, pada kompilasi band-band Grindcore Ujungberung berjudul "Independent Rebel". Yang ketika itu dirilis oleh semua major label dengan distribusi luas di Indonesia dan juga di Malaysia. Setelah itu nama Burgerkill semakin banyak menghias concert flyers di seputar komunitas musik underground. The Antics went higher, semakin banyak fans berat menunggu kehadiran mereka diatas panggung. Burgerkill sang Hardcore Begundal!
Disekitar awal tahun 1999, mereka mendapat tawaran dari perusahaan rekaman independent Malaysia, Anak Liar Records yang berakhir dengan deal merilis album Three Ways Split bersama dengan band Infireal (Malaysia) dan Watch It Fall (Perancis). Hubungan dengan network underground di Malaysia dan Singapura berlanjut terus hingga sekarang. Burgerkill menjadi langganan cover zine independent di negara-negara tersebut dan berimbas dengan terus bertambahnya fans mereka dari negeri Jiran. Di tahun 2000, akhirnya Burgerkill berhasil merilis album perdana mereka dengan title "Dua Sisi" dan 5000 kaset yang di cetak oleh label indie asal Bandung, Riotic Records ludes habis dilahap penggemar fanatik yang sudah tidak sabar menunggu sejak lama. Di tahun yang sama, band ini juga merilis single "Everlasting Hope Never Ending Pain" lewat kompilasi "Ticket To Ride", sebuah album yang benefitnya disumbangkan untuk pembangunan sebuah skatepark di kota Bandung.
Single terakhir menjadi sebuah jembatan ke era baru Burgerkill, dimana masa awal mereka lagu-lagu tercipta hasil dari pengaruh band-band Oldschool Hardcore, Name it: Minor Threat, 7 Seconds, Gorilla Biscuits, Youth of Today, Sick of it All, Insted, Etc. Seiring dengan waktu, mereka mulai untuk membuka pengaruh lain. Masuklah pengaruh dari band band Modern Metal dan Newschool Hardcore dengan beat yang lebih cepat dan lebih agresif, selain itu juga riff-riff powerchord yang enerjik menjadi bagian kental pada lagu-lagu Burgerkill serta dilengkapi oleh fill-in gitar yang lebih menarik. Anak-anak ini memang tidak pernah puas dengan apa yang mereka hasilkan, mereka selalu ingin berbuat lebih dengan terus membuka diri pada pengaruh baru. Hampir semua format musik keras dilahap dan di interprestasikan kedalam lagu, demikianlah Burgerkill berkembang menjadi semakin terasah dan dewasa. Lagu demi lagu mereka kumpulkan untuk menjadi sebuah materi lengkap rilisan album kedua.
Beberapa Mainstream Achievement pun sempat mereka rasakan, salah satunya menjadi nominator Band Independent Terbaik ala majalah NewsMusik di tahun 2000. Awal tahun 2001 pun mereka berhasil melakukan kerjasama dengan sebuah perusahaan produk sport apparel asal Amerika: Puma yang selama 1 tahun mensupport setiap kali Burgerkill melakukan pementasan. Dan sejak Oktober 2002 sebuah produk clothing asal Australia: INSIGHT juga mensupport dalam setiap penampilan mereka.
Pertengahan Juni 2003, Burgerkill menjadi band Hardcore pertama di Indonesia yang menandatangani kontrak sebanyak 6 album dengan salah satu major label terbesar di negeri ini, Sony Music Entertainment Indonesia. Dan setelah itu akhir tahun 2003, Burgerkill berhasil merilis album kedua mereka dengan title "Berkarat". Lagu-lagu pada album ini jauh lebih progressif dan penuh dengan teknik yang lebih terasah dibandingkan album sebelumnya. Hampir tidak ada lagi nuansa straight forward dan moshpart sederhana ala band standard Hardcore yang tercermin dari single-single awal mereka. Pada sector vocal dengan tetap mengedepankan nuansa depresif dan kelam, karakter vocal Ivan sang vokalis Bengal lebih berani dimunculkan dengan penulisan bahasa pertiwi dan artikulasi kata yang lebih jelas. Dan di sector musik pun, Toto, Eben, Andris dan gitaris baru mereka Agung semakin berani menjelajahi daerah-daerah baru yang sebelumnya tidak pernah dijajaki kelompok musik keras manapun di Indonesia.
Sebuah kejutan hadir pada pertengahan tahun 2004, lewat album "Berkarat" Burgerkill masuk kedalam salahsatu nominasi dalam salah satu event Achievement musik terbesar di Indonesia "Ami Awards". Dan secara mengejutkan mereka berhasil menyabet award tahunan tersebut untuk kategori "Best Metal Production". Sebuah prestasi yang mungkin tidak pernah terlintas di benak mereka, dan bagi mereka hal tersebut merupakan sebuah tanggung jawab besar yang harus mereka buktikan melalui karya-karya mereka selanjutnya.
Di awal tahun 2005 di tengah kesibukan mereka mempersiapkan materi untuk album ketiga, Toto memutuskan untuk meninggalkan band yang telah selama 9 tahun dia bangun bersama. Namun kejadian ini tidak membuat anak-anak Burgerkill putus semangat, mereka kembali merombak formasinya dengan memindahkan Andris dari posisi Bass ke posisi Drums dan terus melanjutkan proses penulisan lagu dengan menggunakan additional bass player. Sejalan dengan selesainya penggarapan materi album ketiga, tepatnya November 2005, Burgerkill memutuskan kontrak kerjasama dengan Sony Music Entertainment Indonesia dikarenakan tidak adanya kesepakatan dalam pengerjaan proyek album ketiga. So guys...these kids always have a great spirit to keep blowing their power, dan akhirnya mereka sepakat untuk tetap merilis album ke-3 "Beyond Coma And Despair" di bawah label mereka sendiri Revolt! Records di pertengahan Agustus 2006. Album ketiga yang memiliki arti sangat dalam bagi semua personil Burgerkill baik secara sound, struktur, dan format musik yang mereka suguhkan sangat berbeda dengan dua album sebelumnya. Materi yang lebih berat, tegas, teknikal, dan berani mereka suguhkan dengan maksimal disetiap track-nya.
Namun tak ada gading yang tak patah, sebuah musibah terbesar dalam perjalanan karier mereka pun tak terelakan, Ivan sang vokalis akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya ditengah-tengah proses peluncuran album baru mereka di akhir Juli 2006. Peradangan pada otaknya telah merenggut nyawa seorang ikon komunitas musik keras di Indonesia. Tanpa disadari semua penulisan lirik Ivan pada album ini seolah-olah mengindikasikan kondisi Ivan saat itu, dilengkapi alur cerita personal dan depresif yang terselubung sebagai tanda perjalanan akhir dari kehidupannya. "Beyond Coma And Despair" sebuah album persembahan terakhir bagi Ivan Scumbag yang selama ini telah menjadi seorang teman, sahabat, saudara yang penuh talenta dan dedikasi dengan disertai karakter karya yang mengagumkan. Burgerkill pun berduka, namun mereka tetap yakin untuk terus melanjutkan perjalanan karier bermusik yang sudah lebih dari 1 dekade mereka jalani, dan sudah tentu dengan menghadirkan seorang vokalis baru dalam tubuh mereka saat ini. Akhirnya setelah melewati proses Audisi Vokal, mereka menemukan Vicki sebagai Frontman baru untuk tahap berikutnya dalam perjalanan karier mereka.
Dan pada awal Januari 2007 mereka telah sukses menggelar serangkaian tour di kota-kota besar di Pulau Jawa dan Bali dalam rangka mempromosikan album baru mereka. Target penjualan tiket di setiap kota yang didatangi selalu mampu mereka tembus, dan juga ludesnya penjualan tiket di beberapa kota menandakan besarnya antusiasme masyarakat musik cadas di Indonesia terhadap penampilan Burgerkill. A written story just wouldn't enough, tunggu kejutan dan dengarkan album baru mereka, tonton konsernya dan rasakan sensai musik keras yang tak akan kamu lupakan...BURGERKILL HARDCORE BEGUNDAL IN YOUR FACE, WHATEVER!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

burger kill

Image Hosted by ImageShack.usbegundal hell clubImage Hosted by ImageShack.usImage Hosted by ImageShack.usImage Hosted by ImageShack.usBURGERKILL MANAGEMENT
Jl. Gumuruh No. 171, Turangga
Bandung 40275
West Java, Indonesia
Phone & Fax: +62 22 7309730
Email: burgerkillofficial@yahoo.com

Jemi Sunardi
Phone: +62 818435045 / +6222 70796665
Email: apihbkhc@yahoo.com

Australian & European Booking:
Xenophobic Entertainment
7 Amy Court, Munster
Western Australia, 6166
Phone : 0405 438 302
Email: xenophobic_distributions@hotmail.com

seringai

PhotobucketPhotobucket - Video and Image HostingPhotobucketf
About Seringai
Early 2002, Jakarta, Indonesia. After a year disbanding his legendary hardcore outfit for 10 years, Puppen, vocalist Arian13 [Puppen, Aparatmati] and old time friends, drummer Khemod [from Bandung thrash grinders, Aparatmati] and guitarist Ricky [from Jakarta's finest hardcore band, Stepforward] founded SERINGAI ['grin' in Indonesian]. Fueled by a desire to play a blend between Motorhead, Black Sabbath, Slayer, MC5, they began to jam together after bassist Toan joined. SERINGAI was already in the habit of constantly writing songs, and playing small gigs in Jakarta and Bandung. Anthem songs like “Alkohol” [alcohol] and “Membakar Jakarta” [burning Jakarta], are the crowd's favorites. SERINGAI became more popular and the shows were beer-soaked and the sing along, slamdancing, stagediving never stops. Shortly thereafter, Toan left the band, and was replaced by Sammy. The band recorded 9 songs including a cover of Black Flag's “Jealous Again”, and released High Octane Rock EP in 2004 in tape format on their own label, Parau. Many shows in support of the tape, and without proper promotion they have sold about 15.000 copies of High Octane Rock EP. They even got offered to write songs for local movie soundtrack, teenage flick Catatan Akhir Sekolah and horror flick 12:00AM, both movies was also a success. Their fanbase grows bigger, and named themselves 'serigala seringai' or, Seringai's wolfpack. Their fans also varied, ranged from 15 years kids to 40 years old school rock fans. In 2005, the CD version is released. The CD version was highly anticipated, and with different and exclusive artwork, it has sold 2000 copies in just 2 month. This time, the CD was distributed by Off The Records/Universal Music Indonesia. Playing from club gigs to stadium festivals, SERINGAI never failed to impress people with their sound, energetic live show, and antics. In 2007 SERINGAI released their full length, Serigala Militia, which acclaimed high praises from mainstream and underground press. The album itself shows maturity but still gaining high impact of the heavy rock blend that’s been a trademark from the band. Songs like “Mengadili Persepsi [Bermain Tuhan]”, “Amplifier”, “Citra Natural” becomes crowd’s favorite anthem, more experimental/doom metal song like “Marijuanaut” is another expanded songwriting from the band. Serigala Militia was the best rock album in 2007-2008, an album without filler. Now SERINGAI is gearing up for their second album, and also in the process of editing their own home video, Generasi Menolak Tua, which consists interviews with the band, fans, high profile music journalists, and a lot of live footage, videos, and road mayhem. This year, SERINGAI is scheduled for those releases and a lot of shows, meaning it will be an exciting and interesting year for the band and of course, real heavy, high octane fueled rock fans.

alone at last

View All Photos | Alone At Last*  | Lukman Muhammad

Tahun 2003, Alone At Last* mulai hadir dalam berbagai pertunjukan musik di Bandung. Dalam kurun waktu 1 (satu) tahun, Alone At Last* berhasil mencuri perhatian para penikmat musik rock dengan hits single seperti “Amarah Senyum dan Airmata” di Bandung, Jakarta, Bekasi, Bogor, Surabaya, Bali, Jogja, Medan, Banjarmasin, Makasar, dan lainnya. Bahkan 2 (dua) brand clothing internasional yaitu Atticus dan Macbeth tanpa ragu memilih Alone At Last* sebagai duta promo mereka di Indonesia.

Kini setelah memiliki 2 (dua) album rilisan Absolute Records yaitu Sendiri vs Dunia – EP (2004) dan Jiwa (2008), Alone At Last* memiliki basis massa yang terkonsentrasi pada berbagai kota di Indonesia antara lain Bandung, Jakarta, Surabaya, Jogja, Bali, Semarang, dan Makasar yang tergabung dalam wadah Stand Alone Crew.

DISCOGRAPHY

2003 RIOTIK SAMPLE
2004 BROKEN JAWS COMPILATION
2004 SENDIRI VS DUNIA E.P
2008 JIWA

BOOKING CONTACT

LONELY END MANAGEMENT
Kikio Nugraha
Phone : +6281802244010
e-mail : lonelyend.management@gmail.com
Merchandise Info: Davit +622292424312

jeruji

About JERUJI
* Pertama berdiri tahun 1996, tepatnya pada tanggal 30 September. Awalnya sekelompok pemuda terdiri dari Aldonny, Heru, Dicky dan Hendra mencoba turut menyuarakan kepedihan mereka terhadap kehidupan. Dengan nama Mutant X mereka membawakan lagu lagu band kesukaan mereka. Seiring dengan perjalanan waktu mereka merasa nama Mutant X kurang Indonesia. Akhirnya terpilihlah Jeruji sebagai nama yang mewakili mereka pada saat dipanggil keatas panggung.
Perjalanan karier Jeruji meniti arus naik turun dan pahit manisnya panggung ke panggung. Hingga pada akhirnya mereka diajak terlibat dalam satu kompilasi klasik yang bertajug Bandung's Burning pada tahun 1997 yang di produksi oleh Riotic Recs dengan single No Really Competitions. Masih pada tahun yang sama Jeruji menerima ajakan untuk terlibat dalam satu kompilasi yang di produksi oleh label Tian An Men ..89 Recs dari Perancis dan masuklah single Pianjingeun pada kompilasi yang dirilis dalam bentuk Piringan hitam ukuran 7 inci dan beredar di Perancis dan negara eropa lainnya secara independen. Pada tahun 1998 setelah sekitar 2 tahun mencoba dari panggung ke panggung underground scene di Indonesia akhirnya Jeruji menelurkan album perdananya secara independen dengan judul FREEDOM yang dirilis oleh 41 Recs Bandung. Pada tahun yang sama juga kompilasi Brain Beverages dirilis dan single Broken adalah lagu Jeruji yang terlibat didalam kompilasi yang dirilis oleh Harder Recs Bandung. Ternyata gaung Jeruji sampai juga ke negara matahari terbit dan sebuah records company bernama All System Fail merilis kembali kompilasi yang berisi single Pianjingeun bekerja sama dengan Tian An Men ..89 Recs dalam bentuk compact disc dan dirilis pada tahun 1999. Didalam negeri sendiri Jeruji ternyata concern dengan tidak adanya skatepark yang representatif untuk para skateboarder bermain. Seiring dengan ide itu Jeruji diajak oleh ISA (Indonesian Skateboarding Association) dan Spills Records untuk membuat kompilasi yang keuntungannya diperuntukan pada pembuatan Skatepark. Single Drunk With Power menjadi salah satu lagu yang ada dalam A Ticket To Ride &quota benefit for local skatepark" yang dirilis oleh Spills Records. Pada tahun 2000 Jeruji berubah formasi dan memutuskan untuk menambah personil sebagai bagian dari dinamisnya musik Jeruji. Robby mengisi posisi Gitar dan memberi nafas baru bagi Jeruji. Dan pada tahun ini juga Album Lawan dirilis oleh Napi Recs. Perjalanan panggung Jeruji ternyata tidak berhenti, tetapi malah semakin banyak dan mendewasakan masing masing personelnya. Ide pembuatan Live Recording yang melibatkan penonton secara langsung memang belum ada waktu itu di Indonesia ternyata menarik untuk beberapa pihak. Dan akhirnya terwujud sudah dan melibatkan beberapa band pionir dan label independen di Bandung. Dengan tajug 4 Harvest Live Recording Jeruji bersama dengan Puppen, Forgotten dan Blind To See melakukan pertunjukan yang direkam secara live di Dago Tea House indoor pada tahun 2001 yang rencananya akan dirilis dalam bentuk kaset, CD dan VCD. Pada akhir tahun 2003, formasi terakhir Jeruji yaitu Aldonny”Themfuck”, Heru, Robby, Sanny dan Opick telah merampungkan materi lagu untuk album yang ketiga. Setelah melalui proses negosiasi dan sign kontrak dengan salah satu perusahaan recording independen, akhirnya pada bulan Agustus 2004 album mereka yang diberi nama "3rd" album berhasil dirilis secara eksklusif oleh Subciety Records. Album tersebut berisikan 13 lagu dengan materi dan nuansa yang sangat berbeda dari album mereka sebelumnya. Sebagai Heat up bagi scene underground di Indonesia, Jeruji baru saja merampungkan Video Klip untuk Single Lawan. Namun setelah identitas diri kami mulai tumbuh di dalam sebuah komunitas yang cukup solid ini, akhirnya kami harus ditinggalkan oleh salah satu gitaris kami yaitu Heru dan sementara untuk mengisi kekosongannya posisi tersebut digantikan oleh Ayi sebagai additional. Line-up tersebut masih bertahan sampai sekarang, dan sekarang sedang dalam proses persiapan untuk pembuatan video klip beberapa materi lagu yang ada di "3rd" album. Bandung, Januari 2005

purgatory

Photobucket
Photobucket
Pada awalnya Purgatory menancapkan benderanya sebagai sebuah band beraliran musik Death Metal dijajaran musik keras lainnya. Perjalanan jatuh-bangun melalui berbagai rintangan yang datang tak ada habisnya membuat band ini semakin optimis di jalannya. Beberapa kali terjadi perubahan pada formasi dalam band ini, yang merupakan penyempurnaan dalam pembentukan musik lebih matang. Purgatory merilis karya perdananya pada tahun 1995 dalam bentuk mini album berjudul Abyss Call, berisi 6 (enam) buah lagu. Pada tahun 1998 sebuah lagu yang berjudul Sakaratul Maut terpilih mewakili Purgatory menjadi salah satu band yang masuk ke dalam album kompilasi Metalik Klinik, (pertama) yang diproduksi oleh ROTORCORP. Disusul dengan album Ambang Kepunahan pada tahun berikutnya (1999), yang juga masih di bawah bendera ROTORCORP/Musica Studio. Sampai akhirnya terbentuk formasi baru dengan adanya dua vocal, turntable dan sampling, membuat band ini menjadi lebih kaya dan dinamis tanpa menghilangkan ciri Purgatory. Formasi ini terbukti di akhir tahun 2003, dengan release album berjudul 7:172, yang terdapat featuring Eet Edane dan Bonita dalam lagu Paranoia. Kali ini diproduksi oleh ZR Production/Sony Music Indonesia. Tahun 2004, Purgatory juga menyertakan lagu Dragdown (7:172) dalam kompilasi METALOBLAST produksi Morbid Noise Record/Reswara Record. Di tahun 2005, Purgatory menyertakan lagu berjudul Inside You khusus untuk OST-Gerbang 13. Lagu ini juga diikutsertakan dalam kompilasi Revolution of Sound, produksi ZR Production-Sony/BMG. Di tahun yang sama M.O.G.S.A.W (7:172) terpilih dalam kompilasi Planet Rock, produksi Sony/BMG. Formasi Purgatory sampai dengan saat ini adalah : vocal-scream SANDMAN, growl-screm MAD-MOR, guitar L.T.F, guitar BAD-ART, basses BONE, scratches & keys D’JACKAL dan drums & samples AL. Dengan formasi ini, Purgatory terpilih untuk menyertakan salah satu lagunya yang berjudul DOWNFALL (The Battle of Uhud), dalam sebuah kompilasi kerjasama Alfa Record, bersama band-band cadas internasional, seperti : Napalm Death, Lacuna Coil, God Forbid, Shadows Fall dan lain-lain. Lagu tersebut diambil dari album terbaru yang diproduksi dan distribusi secara independent, berjudul BEAUTY LIES BENEATH, dan di-release Tahun 2006.

WANTED FOR MEDIA SUCH AS: WEBZINE/MAGAZINE/RADIO/RECORDS LABEL ALSO EVENT ORGANIZER TO CORPORATE WITH US.!!!! IF YOU INTERESTED TO INVITED US FOR LIVE PERFORMANCE PLEASE CONTACT @ MYSPACE.COM.... STAY METAL AND KEEP CONTACT GUYS!

purgy_1.jpg picture by dapurlettercom